Sunday, September 28, 2008

Begitu Cepat Engkau Berlalu…

http://beta.123greetings.com/events/eid_ul_fitr/friends/friends16.html
Rasulullah SAW bersabda,”Wahai segenap manusia, telah datang kepadamu bulan Allah (Ramadhan) dengan membawa barakah, rahmat, dan pengampunan, yaitu bulan di mana kamu diundang untuk perjamuan Allah. Nafas-nafasmu adalah tasbih, ucapanmu adalah ibadah, amalanmu diterima, dan doamu dikabulkan.” ( Al-Hadist)•

Tak terasa, beberapa hari lagi bulan suci ini akan berlalu. Ada sebongkah sesal, karena Ramadhan kali ini terasa lebih cepat dari biasanya. Kesibukan berlomba dengan tenggat disertasi, membuatku melewatkan malam-malam ini bersama sang kompie, menggantikan ayat-ayat suci yang mestinya kulantunkan.

Bahkan setelah rangkaian deadline terlampaukan, kehilangan terbesarku membuat pertengahan akhir Ramadhan ini terasa jauh lebih cepat berlalu bersama alunan dukaku. Walaupun yakin, bahwa ini pastilah yang terbaik bagi Ummi, namun tetap saja ada duka yang menyeruak, saat terbayang bahwa di Idul Fithri kali ini takkan kutemukan lagi wajah teduhnya, dan suara lembutnya, yang menjawab permintaan maaf kami setelah shalat Ied.

Ah, Ramadhan… begitu cepat engkau berlalu…. Semoga Kau sampaikan kami pada Ramadhan berikutnya….
Teriring ucapan:
Selamat Hari Raya Idul Fithri 1429 H,
Taqoballahu minna wa minkum,
Shiyamana wa shiyamakum.
Mohon maaf lahir dan bathin,
Atas segala kekhilafan, baik lisan maupun tulisan,
Baik perkataan, maupun sikap dan perbuatan.

Terima kasih dari lubuk hatiku yang terdalam… atas segala dukungan dan doa rekan-rekan semuanya dalam melewati masa-masa terberat itu. Hanya Allah SWT yang dapat membalas segala kebaikan kalian padaku dan keluargaku. Jazakumullah khairan katsiran….

Selamat berlebaran bersama keluarga tercinta, semoga lancar dan selamat dalam perjalanan mudiknya….
***
• Kalender Muslim Gema Insani Press, 2008.

Nishi Chiba, 28 September 2008 (22.23 JST)



orkut graphics, glitters, tricks, games and comments

ORKUT123.COM - ultimate resource for orkut graphics, glitters, tricks and games

Begitu Cepat Engkau Berlalu…

http://beta.123greetings.com/events/eid_ul_fitr/friends/friends16.html
Rasulullah SAW bersabda,”Wahai segenap manusia, telah datang kepadamu bulan Allah (Ramadhan) dengan membawa barakah, rahmat, dan pengampunan, yaitu bulan di mana kamu diundang untuk perjamuan Allah. Nafas-nafasmu adalah tasbih, ucapanmu adalah ibadah, amalanmu diterima, dan doamu dikabulkan.” ( Al-Hadist)•

Tak terasa, beberapa hari lagi bulan suci ini akan berlalu. Ada sebongkah sesal, karena Ramadhan kali ini terasa lebih cepat dari biasanya. Kesibukan berlomba dengan tenggat disertasi, membuatku melewatkan malam-malam ini bersama sang kompie, menggantikan ayat-ayat suci yang mestinya kulantunkan.

Bahkan setelah rangkaian deadline terlampaukan, kehilangan terbesarku membuat pertengahan akhir Ramadhan ini terasa jauh lebih cepat berlalu bersama alunan dukaku. Walaupun yakin, bahwa ini pastilah yang terbaik bagi Ummi, namun tetap saja ada duka yang menyeruak, saat terbayang bahwa di Idul Fithri kali ini takkan kutemukan lagi wajah teduhnya, dan suara lembutnya, yang menjawab permintaan maaf kami setelah shalat Ied.

Ah, Ramadhan… begitu cepat engkau berlalu…. Semoga Kau sampaikan kami pada Ramadhan berikutnya….
Teriring ucapan:
Selamat Hari Raya Idul Fithri 1429 H,
Taqoballahu minna wa minkum,
Shiyamana wa shiyamakum.
Mohon maaf lahir dan bathin,
Atas segala kekhilafan, baik lisan maupun tulisan,
Baik perkataan, maupun sikap dan perbuatan.

Terima kasih dari lubuk hatiku yang terdalam… atas segala dukungan dan doa rekan-rekan semuanya dalam melewati masa-masa terberat itu. Hanya Allah SWT yang dapat membalas segala kebaikan kalian padaku dan keluargaku. Jazakumullah khairan katsiran….

Selamat berlebaran bersama keluarga tercinta, semoga lancar dan selamat dalam perjalanan mudiknya….
***
• Kalender Muslim Gema Insani Press, 2008.

Nishi Chiba, 28 September 2008 (22.23 JST)



orkut graphics, glitters, tricks, games and comments

ORKUT123.COM - ultimate resource for orkut graphics, glitters, tricks and games

Thursday, September 18, 2008

Selamat Jalan, Ummi …

Hampir 13 tahun,

kita di tempat yang berbeda

menjelang 12 purnama,

kita t’lah tak bersua

hingga berita itu tiba

kabarkan engkau tutup usia.

 

Ummi, berjuta terima kasih pun takkan sanggup mewakilinya,

untuk semua nasehat yang tersampaikan,

untuk semua kasih yang tak terlupakan

untuk semua doa yang terpanjatkan

untuk semua perhatian yang tercurahkan

untuk semua perlindungan yang terluahkan

untuk semua tangis yang tertumpahkan

untuk semua tawa yang menghiburkan

untuk semua keringat yang bercucuran

untuk semua kesabaran yang menenangkan

bahkan seluruh ketegasan yang mengarahkan.

 

Maafkan aku, Ummi…

‘tuk semua resah yang kutimbulkan

‘tuk semua sedih yang kutimpakan

‘tuk perhatian yang kuabaikan

‘tuk semua amarah yang kusebabkan

‘tuk keinginanmu yang belum tertunaikan

juga ucapan milad dan penghormatan terakhir yang tak tersampaikan.

 

Di 17 Ramadhan, hanya doaku bagimu,

semoga Allah selalu menjagamu,

melapangkan kuburmu,

mengampuni segala khilafmu,

menggugurkan semua dosamu,

menerima amal ibadahmu

dan memberi tempat terbaik untukmu…

karena bagiku, di dunia ini hanya ada satu Ummi sepertimu.

 

Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu 'anha ...

Allahumma la tahrimna ajraha wala taftinna ba'daha waghfirlana walaha…

 

***

Nishi Chiba, 19 September 2008 (02.24 JST)/19 Ramadhan 1429 H

*Sehari setelah pemakaman Ummi di TPU Karet-Jakarta, 18 September 2008, pk. 11.34 WIB*

 

Selamat Jalan, Ummi …

Hampir 13 tahun,

kita di tempat yang berbeda

menjelang 12 purnama,

kita t’lah tak bersua

hingga berita itu tiba

kabarkan engkau tutup usia.

 

Ummi, berjuta terima kasih pun takkan sanggup mewakilinya,

untuk semua nasehat yang tersampaikan,

untuk semua kasih yang tak terlupakan

untuk semua doa yang terpanjatkan

untuk semua perhatian yang tercurahkan

untuk semua perlindungan yang terluahkan

untuk semua tangis yang tertumpahkan

untuk semua tawa yang menghiburkan

untuk semua keringat yang bercucuran

untuk semua kesabaran yang menenangkan

bahkan seluruh ketegasan yang mengarahkan.

 

Maafkan aku, Ummi…

‘tuk semua resah yang kutimbulkan

‘tuk semua sedih yang kutimpakan

‘tuk perhatian yang kuabaikan

‘tuk semua amarah yang kusebabkan

‘tuk keinginanmu yang belum tertunaikan

juga ucapan milad dan penghormatan terakhir yang tak tersampaikan.

 

Di 17 Ramadhan, hanya doaku bagimu,

semoga Allah selalu menjagamu,

melapangkan kuburmu,

mengampuni segala khilafmu,

menggugurkan semua dosamu,

menerima amal ibadahmu

dan memberi tempat terbaik untukmu…

karena bagiku, di dunia ini hanya ada satu Ummi sepertimu.

 

Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu 'anha ...

Allahumma la tahrimna ajraha wala taftinna ba'daha waghfirlana walaha…

 

***

Nishi Chiba, 19 September 2008 (02.24 JST)/19 Ramadhan 1429 H

*Sehari setelah pemakaman Ummi di TPU Karet-Jakarta, 18 September 2008, pk. 11.34 WIB*

 

Wednesday, September 17, 2008

After my friends' Graduation Ceremony-Mohon maaf dan doa buat Ummi...

Hari ini, 17 September 2008, sekitar 30-orang temanku diwisuda. Acara berlangsung di lt. 1, dari pk. 14.30 JST. Berhubung ruang auditorium ini didisain sedemikian rupa sehingga tidak ada sinyal HP, maka HP kutinggal di study room, lt. 6.

Acara berakhir pk. 17.30, dan begitu kucek HP, ternyata ada 10 SMS dan 1 miskol. Dengan perasaan berdebar2 aku langsung menyusuri daftar SMS… dan ada 2 SMS berturut2 dari Si Bungsu, satu2nya orang yang hanya SMS di saat penting saja.

Langsung kubuka, dan…: (16.27.56 JST atau 14.27.56 WIB) Umi meninggal, mau plg gak? 

SMS berikutnya: (16.46.28 JST) Plg ga? Rencana ditumpuk ama m ida.

My mother has passed away when I was in the graduation ceremony!

Langsung nelpon Si Bungsu, sholat, nelpon travel untuk nguber tiket pesawat, lalu pulang karena bandara searah dengan rumahku. Dan saat sudah deket stasiun KA, ternyata dapet berita bahwa semua penerbangan malam tidak terkejar, karena posisiku di kampus saat itu yang sekitar 2,5 jam dari bandara. Pesawat terpagi ke Jakarta pun cuman nyampe Jakarta pk. 17.00-an WIB, padahal Ummi akan dimakamkan tgl. 18 September ini di TPU Karet Bivak sekitar pk. 11-an. Telpon ke rumah, dan keluarga bilang nggak usah pulang kalau nggak keburu ngeliat sebelum pemakaman. Kabar terakhir,  Alhamdulillah,  ternyata kavling di sebelah  M.  Ida kosong,  jadi Ummi  tidak  ditumpuk, namun berjajar dengan kakak sulung dan adiknya.

 

Jadi … akhirnya di sinilah aku, dikelilingi para teman yang dengan setia menanti hingga aku datang dan pergi, tak membiarkanku untuk sendiri. Thanks to you, my dearest friends… it really means a lot to me… I really appreciate it.

 

Buat teman2 semuanya… terima kasih sekali atas dukungan yang tak pernah putus, baik moril maupun materiil, baik secara langsung, maupun tak langsung…

Jazakumullah khairan katsiran…

 

Mohon maaf atas segala kekhilafan Ummi selama ini, dan juga mohon doanya, agar Allah mengampuni segala dosa-dosa beliau, menerima amal ibadahnya, dan melapangkan kuburnya, Amiiin… ya Rabbal ‘Alamiiiin….

* Maafkan aku, Ummi… bahkan satu2nya keinginanmu pun belum dapat kami wujudkan…*

***

(Foto Ummi di Narita, sebelum balik ke RI, 11 Juni 2006, sebelum stroke ke-4)

Nishi Chiba, 18 September 2008 (02.46 JST), di tengah SMS yang terus bermunculan….

After my friends' Graduation Ceremony-Mohon maaf dan doa buat Ummi...

Hari ini, 17 September 2008, sekitar 30-orang temanku diwisuda. Acara berlangsung di lt. 1, dari pk. 14.30 JST. Berhubung ruang auditorium ini didisain sedemikian rupa sehingga tidak ada sinyal HP, maka HP kutinggal di study room, lt. 6.

Acara berakhir pk. 17.30, dan begitu kucek HP, ternyata ada 10 SMS dan 1 miskol. Dengan perasaan berdebar2 aku langsung menyusuri daftar SMS… dan ada 2 SMS berturut2 dari Si Bungsu, satu2nya orang yang hanya SMS di saat penting saja.

Langsung kubuka, dan…: (16.27.56 JST atau 14.27.56 WIB) Umi meninggal, mau plg gak? 

SMS berikutnya: (16.46.28 JST) Plg ga? Rencana ditumpuk ama m ida.

My mother has passed away when I was in the graduation ceremony!

Langsung nelpon Si Bungsu, sholat, nelpon travel untuk nguber tiket pesawat, lalu pulang karena bandara searah dengan rumahku. Dan saat sudah deket stasiun KA, ternyata dapet berita bahwa semua penerbangan malam tidak terkejar, karena posisiku di kampus saat itu yang sekitar 2,5 jam dari bandara. Pesawat terpagi ke Jakarta pun cuman nyampe Jakarta pk. 17.00-an WIB, padahal Ummi akan dimakamkan tgl. 18 September ini di TPU Karet Bivak sekitar pk. 11-an. Telpon ke rumah, dan keluarga bilang nggak usah pulang kalau nggak keburu ngeliat sebelum pemakaman. Kabar terakhir,  Alhamdulillah,  ternyata kavling di sebelah  M.  Ida kosong,  jadi Ummi  tidak  ditumpuk, namun berjajar dengan kakak sulung dan adiknya.

 

Jadi … akhirnya di sinilah aku, dikelilingi para teman yang dengan setia menanti hingga aku datang dan pergi, tak membiarkanku untuk sendiri. Thanks to you, my dearest friends… it really means a lot to me… I really appreciate it.

 

Buat teman2 semuanya… terima kasih sekali atas dukungan yang tak pernah putus, baik moril maupun materiil, baik secara langsung, maupun tak langsung…

Jazakumullah khairan katsiran…

 

Mohon maaf atas segala kekhilafan Ummi selama ini, dan juga mohon doanya, agar Allah mengampuni segala dosa-dosa beliau, menerima amal ibadahnya, dan melapangkan kuburnya, Amiiin… ya Rabbal ‘Alamiiiin….

* Maafkan aku, Ummi… bahkan satu2nya keinginanmu pun belum dapat kami wujudkan…*

***

(Foto Ummi di Narita, sebelum balik ke RI, 11 Juni 2006, sebelum stroke ke-4)

Nishi Chiba, 18 September 2008 (02.46 JST), di tengah SMS yang terus bermunculan….

Wednesday, September 10, 2008

Suddenly Bahlool Episode 3: Bukan Gula, Tuh!

Chiba, 5 Agustus 2008

Saat itu kami sedang ngumpul2 di rumah salah seorang ibu Jepang, dalam rangka menyambut salah seorang sesepuh Chiba (sebut saja Simbah, walaupun belum sepuh dalam arti harfiah, lho) yang singgah kembali di sini selama beberapa minggu, setelah kembali ke tanah air bulan Maret lalu.

Seperti biasanya acara ngumpul2, acara pokoknya ya cuman ngobrol dan makan. Acara dihadiri oleh banyak orang, mulai bapak-ibu Jepang sampai para pelajar Indonesia.

Ketika hari beranjak malam, salah seorang ibu Jepang ini menawarkan kopi ke semua hadirin. Berhubung saat itu aku sedang asyik ngobrol sambil mengunyah makanan lainnya, jadinya aku tidak menjawab tawaran tersebut.

Setelah beberapa lama, ketika akan mengambil minum, temanku bilang,”Udah nyobain kopinya, belum? Enak, lho!” “Oh, masih ada, ya? Kirain udah abis. Di mana kopinya?” tanyaku sambil mencari gelas kertas yang sudah raib dari meja makan di sampingku.

“Itu tuh, gelasnya di sana,” kata temanku tadi, sambil menunjuk ke meja makan kecil beberapa meter di belakangku. Begitu kembali, aku langsung mengambil kopi di meja makan yang besar tadi, dan mencari gula. Seorang ibu Jepang mengambil stoples berisi gula pasir dalam kemasan kertas, dan Simbah pun mengambilkan satu untukku.

Setelah mengaduk, seperti biasa, kuambil kopi tadi sesendok, ngecek rasanya, sudah manis/belum. Ternyata… asin banget! Spontan aku berkata ke Simbah,”Mas, bukan gula, tuh! Garam!” “Heeeh? Nggak mungkin lah, ini gula lagi!”katanya disambut gumaman persetujuan dari para ibu2 Jepang yang sedang mengobrol bersamanya.

“Yah, cobain deh kalau nggak percaya, masak asin begini?” kataku sambil menyodorkan gelas kopiku tadi ke arahnya. Setelah mencicipi sedikit, Simbah pun bertanya ke ibu Jepang tadi,”Itu gula ‘kan, ya?” “Iya, lah… mana ada garam dipak kayak gini,” sahut salah seorang ibu tadi.

“Lho, kalo gula, kok kopinya bisa asin gini?” tanyaku bingung. Simbah juga memandangku bingung. Tiba2 teman yang menawarkan kopi padaku tadi bertanya,”Tadi kopinya ngambil dari mana?” “Dari situ,” jawabku sambil menunjuk cairan hitam di gelas ukuran di meja makan besar. “Yah, itu ‘kan shoyu (kecap asinnya Jepun), kuahnya si soba (mie khas Jepun)!” kata temanku, dan langsung disambut dengan tawa riuh para hadirin. Oalah… ya maap, mana kutahu… wong warna dan kekentalannya sama gitu! Apalagi lampu di ruangan itu berwarna kuning, bukan neon putih, jadi ya nggak bisa ngebedainnya, lah! Jadilah daku sibuk meminta maap ke Simbah dan ibu2 Jepang tadi… hiks, malu bener, deh!

Akhirnya daku minum jus deh, ngilangin rasa “kopi asin” yang aneh tadi. Pas duduk di samping temanku dan istrinya, yang kini sudah bergabung dengan Simbah pula, dengan wajah perpaduan jail dan ceria dia bertanya,”Gimana kopi shoyu-nya? Enak?” Hehehe… tumis lodeh… plis, deh…*gurindam mode on, halah*. Sambil cengar-cengir, daku pun mendengar ceramah mereka, “Mana ada kopi ditempatin di gelas ukuran gitu, Fit…Fit….”

Pssst, mau tahu, kopinya di mana? Ternyata masih dalam teko, di atas kompor!

***

(Dari sini)

Nishi Chiba, 23 Agustus 2008 (23.29 JST)

*Di hari sejuk kedua pada musim panas ini…*

 

Suddenly Bahlool Episode 3: Bukan Gula, Tuh!

Chiba, 5 Agustus 2008

Saat itu kami sedang ngumpul2 di rumah salah seorang ibu Jepang, dalam rangka menyambut salah seorang sesepuh Chiba (sebut saja Simbah, walaupun belum sepuh dalam arti harfiah, lho) yang singgah kembali di sini selama beberapa minggu, setelah kembali ke tanah air bulan Maret lalu.

Seperti biasanya acara ngumpul2, acara pokoknya ya cuman ngobrol dan makan. Acara dihadiri oleh banyak orang, mulai bapak-ibu Jepang sampai para pelajar Indonesia.

Ketika hari beranjak malam, salah seorang ibu Jepang ini menawarkan kopi ke semua hadirin. Berhubung saat itu aku sedang asyik ngobrol sambil mengunyah makanan lainnya, jadinya aku tidak menjawab tawaran tersebut.

Setelah beberapa lama, ketika akan mengambil minum, temanku bilang,”Udah nyobain kopinya, belum? Enak, lho!” “Oh, masih ada, ya? Kirain udah abis. Di mana kopinya?” tanyaku sambil mencari gelas kertas yang sudah raib dari meja makan di sampingku.

“Itu tuh, gelasnya di sana,” kata temanku tadi, sambil menunjuk ke meja makan kecil beberapa meter di belakangku. Begitu kembali, aku langsung mengambil kopi di meja makan yang besar tadi, dan mencari gula. Seorang ibu Jepang mengambil stoples berisi gula pasir dalam kemasan kertas, dan Simbah pun mengambilkan satu untukku.

Setelah mengaduk, seperti biasa, kuambil kopi tadi sesendok, ngecek rasanya, sudah manis/belum. Ternyata… asin banget! Spontan aku berkata ke Simbah,”Mas, bukan gula, tuh! Garam!” “Heeeh? Nggak mungkin lah, ini gula lagi!”katanya disambut gumaman persetujuan dari para ibu2 Jepang yang sedang mengobrol bersamanya.

“Yah, cobain deh kalau nggak percaya, masak asin begini?” kataku sambil menyodorkan gelas kopiku tadi ke arahnya. Setelah mencicipi sedikit, Simbah pun bertanya ke ibu Jepang tadi,”Itu gula ‘kan, ya?” “Iya, lah… mana ada garam dipak kayak gini,” sahut salah seorang ibu tadi.

“Lho, kalo gula, kok kopinya bisa asin gini?” tanyaku bingung. Simbah juga memandangku bingung. Tiba2 teman yang menawarkan kopi padaku tadi bertanya,”Tadi kopinya ngambil dari mana?” “Dari situ,” jawabku sambil menunjuk cairan hitam di gelas ukuran di meja makan besar. “Yah, itu ‘kan shoyu (kecap asinnya Jepun), kuahnya si soba (mie khas Jepun)!” kata temanku, dan langsung disambut dengan tawa riuh para hadirin. Oalah… ya maap, mana kutahu… wong warna dan kekentalannya sama gitu! Apalagi lampu di ruangan itu berwarna kuning, bukan neon putih, jadi ya nggak bisa ngebedainnya, lah! Jadilah daku sibuk meminta maap ke Simbah dan ibu2 Jepang tadi… hiks, malu bener, deh!

Akhirnya daku minum jus deh, ngilangin rasa “kopi asin” yang aneh tadi. Pas duduk di samping temanku dan istrinya, yang kini sudah bergabung dengan Simbah pula, dengan wajah perpaduan jail dan ceria dia bertanya,”Gimana kopi shoyu-nya? Enak?” Hehehe… tumis lodeh… plis, deh…*gurindam mode on, halah*. Sambil cengar-cengir, daku pun mendengar ceramah mereka, “Mana ada kopi ditempatin di gelas ukuran gitu, Fit…Fit….”

Pssst, mau tahu, kopinya di mana? Ternyata masih dalam teko, di atas kompor!

***

(Dari sini)

Nishi Chiba, 23 Agustus 2008 (23.29 JST)

*Di hari sejuk kedua pada musim panas ini…*

 

Wednesday, September 03, 2008

Finally, My Facebook :)

http://www.facebook.com/people/Fithriyah_Abubakar/678448210
Yap, account FB-ku ini nganggur sejak 2006 lalu, gara2 cuman menuhin syarat dari milis alumni di Jepun, plus lupa password-nya;P. Tapi berhubung belakangan para sohib ternyata pada "berkiprah" di sini, jadi ya... I'm comiiiing:D.

Mari bersua lagi di FB...:D

Finally, My Facebook :)

http://www.facebook.com/people/Fithriyah_Abubakar/678448210
Yap, account FB-ku ini nganggur sejak 2006 lalu, gara2 cuman menuhin syarat dari milis alumni di Jepun, plus lupa password-nya;P. Tapi berhubung belakangan para sohib ternyata pada "berkiprah" di sini, jadi ya... I'm comiiiing:D.

Mari bersua lagi di FB...:D