Tuesday, October 14, 2008

Betapa Kecil Diri ini …

Bulan Ramadhan dan Syawal ini ada beberapa peristiwa yang terjadi. Peristiwa yang di saat-saat setoran tak kunjung padam itu mulai berlalu, mulai terpikirkan sebagai rangkaian peristiwa yang saling berkaitan.

 

Dimulai dari ketidakpastian suatu hal yang berlarut-larut, yang diikuti dengan berita ini. Di saat-saat terberat itulah, Allah memberikan keringanan dalam perwujudan para sahabat, yang membantu menguatkanku. Bahkan beberapa hari kemudian, mulai ada titik terang tentang ketidakpastian tadi (“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” - Q.S. 94:5).

 

Yang kedua, ada hal lain pula yang selama ini kuharapkan, namun selalu dijauhkan, walaupun berbagai usaha telah dilakukan. Di minggu2 terakhir Ramadhan, mendadak ada tawaran dari kampus, yang hasilnya memang tak seberapa, namun waktunya sesuai dengan jadwal ketatku di tengah himpitan deadline. Belum lagi pengalaman bertemu dengan para mahasiswa baru yang kocak dan menghibur selama menjalani tugas tadi, yang membuat ketegangan berkejaran dengan setoran agak berkurang. Baru terpikirkan olehku, bila tawaran lain itu didapatkan, mungkin akan terjadi kesulitan untuk mengatur jadwal nguber setoranku (“…. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” - Q.S. 2:216 ).

 

Last but not least, tentang nikmat kesehatanku hingga saat ini. Walaupun beberapa bulan belakangan ini jadwal tidur dan makanku sangat berantakan (tidur habis Subuh, bahkan pernah jam 8 pagi, makan hanya 2 kali sehari… lah wong waktu sarapan bentrok dengan jam tidur, hehehe…), namun Alhamdulillah, hingga saat ini masih sehat walafiat, dan sejauh ini masih mampu menyelesaikan semua tuntutan setoran tepat pada waktunya. Subhanalllah, walhamdulillah....

 

Beberapa peristiwa ini membuatku berpikir, betapa kecil sekali rasanya diri ini… terutama bila mengingat: “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

 

***

(Dari sini)

Nishi Chiba, 14 Oktober 2008 (23.18 JST)

*Renungan di kala badai setoran mulai mereda…*