Saturday, September 28, 2019

Ingin Jadi Orang Tua yang Asyik di Era Digital?


Ingin jadi orang tua yang asyik di era digital? Bagaimana caranya menanamkan kemampuan dalam diri anak agar tangguh dan mandiri menghadapi berbagai "gempuran" informasi? Sudah ada banyak tips & tricks-nya dari berbagai buku pengasuhan yang marak belakangan ini. Tapi ... ada yang berbeda dengan buku-buku pengasuhan itu. Yuk, kita simak catatan ibu yang satu ini .🙂
---
*BUKU SURYA CANDRA DALAM CINTA*
Kesan yang muncul setelah membaca ‘Surya Candra Dalam Cinta’ adalah ini sebuah buku parenting yang ‘menyamar’ dalam bentuk kumpulan cerita pendek. Sebagai buku cerita, buku ini ditulis dengan alur yang sederhana dengan bahasa yang lugas, sehingga gampang diikuti - tanpa tetek bengek bahasa kekinian. Dan yang lebih menarik, tidak ada penilaian atau pun pembelaan dari tiap-tiap cerita yang disajikan. Bahkan sebagai pembaca, saya lah yang justru dibuat terkejut oleh ‘kejujuran’ dari cerita-cerita di dalamnya.

Bagi yang tumbuh di era 80/90-an seperti saya, buku ini adalah penghubung ke masa yang pernah kita alami (bisa jadi dengan versi yang berbeda dari yang dialami sang penulis). Sementara bagi generasi yang lebih muda, buku ini bisa memberi gambaran tentang bagaimana situasi ‘kepolosan’ tumbuh-kembang anak-anak di era itu, terutama di kota-kota kecil di Indonesia.

Sebagai buku parenting, ada banyak pesan moral yang bisa dicontoh oleh para orang tua dalam mendidik anak di era digital ini - era yang dipenuhi oleh trend-trend parenting baru agar sejalan dengan perkembangan zaman. Seringkali karena ‘keep up’ dengan cepatnya perkembangan teknologi, sebagai orang tua kita sering melupakan prinsip-prinsip dasar parenting yang diterapkan oleh orang tua kita dulu.

Buku ini mengisahkan bagaimana sepasang orang tua di era 80/90-an yang mendidik anak-anaknya tidak hanya dengan cara menetapkan batasan-batasan sesuai aturan agama dan budaya, tapi juga memberi kebebasan anak untuk berpikir, berpendapat, dan menentukan pilihan. Kebebasan itu seperti sengaja diberi ruang sebelum akhirnya ditunjukkan jawaban-jawaban dan alasan-alasannya, bahkan konsekuensinya. Secara keseluruhan, buku ini menyajikan pesan-pesan moral dalam bentuk cerita yang menyentuh, tanpa disisipi unsur-unsur penilaian atau usaha menggurui - murni cerita ringan berbobot untuk kita nikmati, dan siapa tahu, mungkin kita bisa memetik pelajarannya.

 (Y.S. Mintarti - Ibu dua anak remaja)