Hari ini, 17 September 2008, sekitar 30-orang temanku diwisuda. Acara berlangsung di lt. 1, dari pk. 14.30 JST. Berhubung ruang auditorium ini didisain sedemikian rupa sehingga tidak ada sinyal HP, maka HP kutinggal di study room, lt. 6.
Acara berakhir pk. 17.30, dan begitu kucek HP, ternyata ada 10 SMS dan 1 miskol. Dengan perasaan berdebar2 aku langsung menyusuri daftar SMS… dan ada 2 SMS berturut2 dari Si Bungsu, satu2nya orang yang hanya SMS di saat penting saja.
Langsung kubuka, dan…: (16.27.56 JST atau 14.27.56 WIB) Umi meninggal, mau plg gak?
SMS berikutnya: (16.46.28 JST) Plg ga? Rencana ditumpuk ama m ida.
Langsung nelpon Si Bungsu, sholat, nelpon travel untuk nguber tiket pesawat, lalu pulang karena bandara searah dengan rumahku. Dan saat sudah deket stasiun KA, ternyata dapet berita bahwa semua penerbangan malam tidak terkejar, karena posisiku di kampus saat itu yang sekitar 2,5 jam dari bandara. Pesawat terpagi ke
Jadi … akhirnya di sinilah aku, dikelilingi para teman yang dengan setia menanti hingga aku datang dan pergi, tak membiarkanku untuk sendiri. Thanks to you, my dearest friends… it really means a lot to me… I really appreciate it.
Buat teman2 semuanya… terima kasih sekali atas dukungan yang tak pernah putus, baik moril maupun materiil, baik secara langsung, maupun tak langsung…
Jazakumullah khairan katsiran…
Mohon maaf atas segala kekhilafan Ummi selama ini, dan juga mohon doanya, agar Allah mengampuni segala dosa-dosa beliau, menerima amal ibadahnya, dan melapangkan kuburnya, Amiiin… ya Rabbal ‘Alamiiiin….
* Maafkan aku, Ummi… bahkan satu2nya keinginanmu pun belum dapat kami wujudkan…*
***
Nishi Chiba, 18 September 2008 (02.46 JST), di tengah SMS yang terus bermunculan….